SEKILAS INFO
05-12-2024
  • 6 bulan yang lalu / SMPN 2 Sijuk membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk T.P 2024/2025.
2
Okt 2021
0
MENGENAL PEMBELAJARAN SINKRONUS DAN ASINKRONUS

Oleh Mualim Sumar, S.Pd

Kepala SMP Negeri 2 Sijuk

 

Pandemi COVID-19 memaksa dunia pendidikan untuk melakukan transformasi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam sebuah webinar menyampaikan dua prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi COVID-19. Pertama, kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran. Kedua, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi COVID-19. Dua prinsip kebijakan pendidikan ini harus berjalan seimbang agar kesehatan dan keselamatan tetap terjaga dan kegiatan pendidikan tetap berjalan.

Dalam Surat Keputusan Bersama ( SKB ) 4 Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran dimasa pandemi COVID-19, penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan atau pembelajaran jarak jauh. Pada penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi dua. Kelompok pertama melaksanakan pembelajaran tatap muka disekolah sementara kelompok kedua melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah. Kelompok pertama dan kelompok kedua melakukan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh secara bergantian. Sementara itu pada pembelajaran jarak jauh, semua siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dari rumah. Dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dan pembelajaran jarak jauh sekolah menerapkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus atau menggabungkan keduanya. 

Pembelajaran sinkronus adalah pembelajaran dengan sistem komunikasi real time. Jadi guru melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka secara langsung dengan peserta didik di waktu dan tempat yang sama atau di waktu yang sama dan tempat yang berbeda. Menurut Uwes, pembelajaran melalui komunikasi sinkron terdiri dari ruang belajar tatap muka (live-synchronous learning) dan ruang belajar tatap maya (virtual synchronous learning). Pada ruang belajar tatap muka proses pembelajaran terjadi secara bersamaan di ruang yang sama ( ruang kelas). Sedangkan pada ruang belajar tatap maya, kegiatan pembelajaran dilakukan pada waktu yang sama namun di tempat yang berbeda. Dimasa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, kegiatan belajar melalui ruang belajar tatap muka tidak diperbolehkan, sehingga kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada ruang belajar tatap maya. Pada kegiatan pembelajaran di ruang belajar tatap maya, aplikasi yang bisa digunakan antara lain  zoom atau google meet. Kelebihan pembelajaran sinkronus, guru dan siswa dapat berinteraksi secara langsung. Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dan atau  berdiskusi membahas materi pelajaran. Sedangkan kekurangan pembelajaran sinkronus guru dan siswa harus online pada waktu yang sama. Selain itu pembelajaran sinkronus membutuhkan koneksi internet yang cepat dan lebih banyak menghabiskan kuota internet.

Pembelajaran asinkronus adalah pembelajaran yang terjadi secara tidak langsung. Pembelajaran ini bisa dilaksanakan dimanapun dan kapanpun atau tidak terikat oleh ruang dan waktu. Sekolah menyediakan konten atau materi kemudian peserta didik mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk melaksanakan pembelajaran asinkronus misalnya dengan menggunakan video pembelajaran, modul pembelajaran dan Lembar kerja peserta didik. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melaksanakan pembelajaran asinkronus antara lain google classroom, google form dan whats app group. Kelebihan pembelajaran asinkronus adalah lebih fleksibel, peserta didik dapat mengakses konten kapanpun dan dimanapun, siswa dapat belajar dengan kemampuan sendiri misalnya dengan memutar berulang ulang video pembelajaran. Siswa dapat menentukan pilihan materi pembelajaran dengan menelusuri web dan sebagainya. Meskipun memiliki banyak kelebihan, pembelajaran asinkronus juga memiliki kelemahan antara lain tidak memiliki sentuhan personal yang dibutuhkan banyak siswa, kurang memotivasi dan kolaboratif, tidak dapat langsung menerima umpan balik, membutuhkan kedisiplinan, kemandirian dan tanggungjawab yang tinggi, khususnya untuk peserta didik yang terbiasa belajar dengan bimbingan.

Dengan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran sinkronus dan asinkronus, akan lebih baik jika dalam pembelajaran jarak jauh sekolah menggabungkan kedua pembelajaran tersebut. Agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien pembelajaran asinkronus lebih banyak diterapkan dan pembelajaran sinkronus sebagai penunjang. Misalnya guru menggunakan aplikasi google classroom untuk membagikan materi dan lembar kerja peserta didik. Siswa dapat membaca materi berupa modul pembelajaran atau menonton video pembalajaran dan mengerjakan lembar kerja peserta didik.  Setelah peserta didik menggali materi dari berbagai sumber dan mengerjakan tugas dalam lembar kerja peserta didik, selanjutnya diadakan pertemuan di kelas maya dengan menggunakan aplikasi zoom atau google meet. Dalam pertemuan di kelas maya tersebut peserta didik dapat mempresentasikan tugasnya untuk selanjutnya ditanggapi oleh peserta didik yang lain dan diakhiri dengan penguatan materi oleh guru.

Keberhasilan pembelajaran jarak jauh dengan menerapkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus sangat ditentukan oleh peran aktif guru, peserta didik, orang tua, sarana prasarana penunjang seperti laptop, smartphone dan jaringan internet yang memadai. Guru tidak hanya mengusai materi tapi guru juga harus memiliki kemampuan dalam mendesain pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta didik serta memiliki kemampuan dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Siswa harus memiliki motivasi dan semangat belajar yang kuat, memiliki sikap displin dan tanggungjawab dalam mengikuti proses pembelajaran. Orang tua ikut mengawasi dan memfasilitasi kebutuhan anaknya untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh. 

Keberhasilan peserta didik dalam dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi COVID-19 sangat ditentukan oleh kemampuaan dalam beradaptasi dengan transformasi pendidikan. Peserta didik yang mampu beradaptasi dengan baik maka mereka akan eksis sementara peserta didik yang terlena dengan keadaan, putus asa dan menyerah maka besar kemungkinan mereka akan tertinggal.

***