
SMPN 2 Sijuk mengambil langkah proaktif dalam memerangi perundungan dengan menyelenggarakan acara stop bullying yang melibatkan narasumber berpengalaman, Melly, dan Tim HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia). Acara ini berlangsung pada tanggal 9 November 2023, mengumpulkan siswa-siswi untuk membahas dampak perundungan dan upaya pencegahannya.
Perundungan di lingkungan sekolah adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian bersama. SMPN 2 Sijuk mengakui pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa, sehingga acara ini diinisiasi sebagai bagian dari upaya sekolah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perundungan.
Narasumber utama, Melly, seorang psikolog dan advokat hak anak, memberikan pandangan mendalam tentang dampak perundungan dan bagaimana mengatasi masalah ini. Dalam sesi presentasinya, Melly menyoroti pentingnya empati, toleransi, dan komunikasi positif dalam mencegah dan mengatasi perundungan. Ia juga memberikan tips praktis kepada siswa-siswi tentang cara melibatkan diri secara positif dalam lingkungan sekolah.
Tim HIMPSI turut memberikan pemahaman tentang aspek psikologis perundungan dan dampak jangka panjangnya terhadap kesejahteraan mental para korban. Mereka meneka
nkan pentingnya dukungan sosial dan konseling bagi siswa yang mengalami perundungan.
Siswa-siswi SMPN 2 Sijuk terlibat aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab, memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka mengenai perundungan. Keterlibatan siswa dalam diskusi ini menjadi langkah awal dalam menciptakan budaya sekolah yang lebih peduli dan responsif terhadap masalah perundungan.
Ibu Rita, Kepala Sekolah SMPN 2 Sijuk, menyampaikan pentingnya acara ini dalam mendidik siswa tentang nilai-nilai kemanusiaan. “Kami percaya bahwa melibatkan siswa dalam diskusi dan pemahaman mengenai perundungan akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung,” katanya.
Acara stop bullying di SMPN 2 Sijuk bukan hanya berfokus pada penyuluhan, tetapi juga menanamkan kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan melibatkan narasumber berkompeten dan siswa-siswi sebagai agen perubahan, sekolah ini berharap dapat mengurangi dan mencegah perundungan, menciptakan atmosfer positif yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan setiap siswa.
Oleh: Rizky Sutiadi, S.Pd.