
Oleh: Nurmana Sunita Febrina, S.Pd
Lomba teknologi tepat guna atau biasa yang disebut lomba TTG, merupakan lomba yang bisa mendorong minat siswa-siswi SMP, SMA dan masyarakat untuk mengekpresikan daya kreasi dan inovasi hasil karya dalam penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna. Lomba ini biasanya diadakan setiap tahun mulai dari tingkat kecamatan hingga tingkat nasional. Untuk tahun ini sekolah kami, SMP Negeri 2 Sijuk mengikuti lomba TTG tingkat kecamatan Sijuk tahun 2021. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana lomba dilaksanakan secara langsung yaitu peserta memersentasikan hasil karya alat TTG di depan dewan juri. Di masa pandemi ini, lomba TTG dilaksanakan dengan sistem penilaian dari konten video yang dibuat peserta mengenai alat TTG yang dilombakan. Peserta lomba mengirimkan softcopy video yang akan dilombakan dengan minimal berisikan identitas dan asal peserta, peragaan proses pembuatan alat, cara penggunaan peralatan, serta manfaat dari alat TTG tersebut.
Aspek TTG yang dilombakan adalah teknologi yang merupakan hasil modifikasi ataupun inovasi baik berupa alat dan atau cara/mekanisme kerjanya, dengan faktor penilaian meliputi: nilai inovasi atau modifikasi, kegunaan atau manfaat bagi masyarakat, biaya pembuatan dibanding dengan TTG sejenis, tingkat kemudahan diadopsi oleh masyarakat, tingkat pemanfaatan SDA setempat, aspek ramah lingkungan, dan tampilan atau penyajian.
Berdasakan aspek tersebut, dengan dibantu oleh guru pembimbing, siswa yang berpartisipasi mengikuti lomba, bisa menciptakan inovasi baru ataupun memodifikasi model alat yang dibuat. Di sinilah kemampuan berpikir siswa diasah. Kemampuan berpikir yang melibatkan kemampuan penalaran yang logis, kritis, sistematis, dan kreatif dalam memodifikasi alat sehingga menghasilkan suatu alat yang baru yang berguna bagi masyarakat. Jika dihubungkan dengan pendidikan, lomba TTG mengajarkan siswa belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran yang melibatkan kerja proyek untuk siswa.
Model pembelajaan berbasis masalah membantu siswa belajar lebih mendalam dan mengarahkan siswa pada pemahaman yang lebih luas, memunculkan kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memecahkan suatu masalah berdasakan pengetahuan yang telah mereka miliki. Sedangkan model pembelajaran berbasis proyek dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif dan mandiri dalam menghasilkan sebuah produk yang harus diselesaikan. Kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara baru dalam melihat masalah. Jika kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa berkembang dengan baik, maka akan muncullah gagasan atau ide-ide baru. Lomba TTG melatih kepekaan siswa dalam memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Selain itu juga melalui lomba TTG, siswa dilatih menjadi inovator-inovator yang bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat lewat kreativitas karya-karya yang diciptakannya.
***